Logo
EN

Tentang Kami

Madani Fest 2025 hadirkan sinema lintas negara, kolaborasi komunitas, dan dialog budaya dunia Islam di bawah tema Misykat (Ceruk Cahaya)
Misykat

Tentang Kami

Madani International Film Festival (Madani Fest) didirikan pada 2017 di bawah Yayasan Madani Kultur Publika, hasil kolaborasi Mizan dan Pabrikultur. Madani Fest sebermula adalah perwujudan sebuah gerakan kultural yang hendak menangkal konflik keagamaan yang mengatasnamakan Islam dan mengangkat nilai-nilai positif terhadap hidup bersama dari penyajian Islam-Hidup (living Islam) yang selaras dengan nilai-nilai etis dalam masyarakat Islam dunia.

Kultur sinema bertajuk Madani adalah jendela untuk masuk ke langkah strategis lebih lanjut. Madani Fest adalah platform yang lentur untuk gerakan kultural Madani lebih lanjut. Termasuk dalam menyumbang warna dalam kancah pasar kebudayaan dan ekonomi kreatif masyarakat Islam ke depan.

Bentuknya berkembang, bukan hanya festival tahunan, tapi juga kegiatan berkesinambungan selama setahun seperti Jemaah Sinema Madani yang berkolaborasi dengan berbagai komunitas dan organisasi masyarakat Islam di seluruh Indonesia.

Tujuan
  1. Wahana sumbang dialog melalui sumbangan pemikiran teoritik, estetik, hingga karya-karya serta produk budaya seperti film, dan praktik-praktik budaya dalam masyarakat Islam yang majemuk di Indonesia dan Asia Tenggara.
  2. Wahana diplomasi budaya melalui undangan penyajian karya dan dialog-dialog diskursif serta pertukaran pengalaman secara imersif yang mempertemukan para kreator dari berbagai negara. Juga dalam bentuk kerjasama internasional berupa residensi, kurasi, dan pemilihan karya ke festival-festival di dunia Internasional.
  3. Menjadi platform aktivasi dan kolaborasi komunitas bernama Jamaah Sinema Madani yang berlingkup nasional dan sepanjang tahun akan menjadi forum komunikasi dan koordinasi kegiatan kewargaan berbasis budaya sinema.
  4. Menjadi wahana untuk turut membangun ruang seni berjenjang berbasis budaya sinema yang lebih luas di Jakarta, selaras dengan salah satu target dari RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah) Jakarta 2025-2045, bab Arah Pertumbuhan Ekonomi.
Tahun ke-8 Madani Fest

Madani tahun ini memasuki tahun kedelapan. Berikut ini tema dari tahun ke tahun.

  1. Coexistence (2018)
  2. Reconcile (2019)
  3. Re(dis)covery (2020)
  4. Light (2021)
  5. Ufuk (2022)
  6. Buhul (2023)
  7. Marwah (2024)
  8. Misykat (2025)  
Film yang Pernah Diputar
  1. Total film yang pernah diputar di Madani Fest hampir 500 film dari sekitar 100-an negara.
  2. Setiap tahunnya, Madani juga membuka kesempatan film maker dari berbagai belahan dunia untuk mengirimkan karyanya untuk Shorts Film Competition dan Feature Non-Competition. Ribuan film maker dari berbagai negara mengirimkan karyanya, yang kemudian dikurasi oleh tim Madani untuk tayang saat Festival Madani. Tahun ini ada 1711 film yang masuk dari puluhan negara.
Kolaborasi Madani

Dari tahun ke tahun, Madani telah menggandeng dan berkolaborasi dengan berbagai komunitas, organisasi masyarakat Islam seperti NU dan Muhammadiyah, aneka komunitas sinema, pusat kebudayaan, kelompok studi, universitas serta pesantren di berbagai kota Indonesia. Di antaranya, Aceh, Bali, Riau, Lampung, Palembang, Maluku, Kupang, Yogyakarta, Jember, Sukabumi.

Di antara yang pernah berkolaborasi dengan Madani adalah Aceh Documentary, Badan Pelestarian Kebudayaan Wilayah 1 Aceh, Dewan Kesenian Riau, Komunitas Film Kupang, Flobamora Film Festival, Festival Budaya Loloan, Pusat Kebudayaan @america, Jakarta Film Week, Indonesia IATSS Forum Association (IIFA), Forum Alumni Australia Indonesia Muslim Exchange Program (Forum Alumni AIMEP), Komunitas Utan Kayu, East Cinema, Komunitas Museum Huruf, Komunitas Layar Setaman (Palembang), IWEC Academy, Holy Market, rangkai.id, Komunitas Rumah Mesra (Jember), Komunias Walang Kreatif (Ambon), Wanu Sinema (Ambon), Anti-Corruption Film Festival (ACFFEST) KPK, Masjid Istiqlal, Institut français Indonésie (IFI), Pusbang Film, Kaninga Pictures, Garin Workshop, Maarif Institute, Goethe Institute, Falcon Pictures, Kwikku, Klikfilm, Viddsee.

Untuk lembaga pendidikan, di antaranya, Universitas Indonesia, Universitas Paramadina, STAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah, Universitas Islam Internasional Indonesia, Pondok Pesantren Manba'ul Ulum Bali, Universitas Islam Negeri Ambon, Binus University.

Pada 2023, Madani juga ikut berkontribusi dalam mengkurasi film-film Indonesia yang tayang pada "Indie Indonesia Year of Culture Film Series" (31 Agustus-2 September 20223) di Doha, Qatar. Sebuah festival kebudayaan hasil kerjasama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Doha dengan Doha Film Institut (DFI).

Yang terbaru, pada tahun 2025 ini, Madani berkolaborasi dengan Muslim International Film Festival di London, UK, khususnya dalam penjurian Madani Shorts Film Competition.

Buku Madani

Madani juga telah menerbitkan 2 buku:

  1. “Mencari Film Madani: Sinema dan Dunia Islam” (2019)
  2. “99 Film Madani (2022).
Narasumber International Madani Fest
  • Aida Begic (Bosnia-Herzegovina)
  • Akram Shibly (Syrian-American)
  • Yo Nonaka (Jepang)
  • Andrew N. Weintraub (Amerika)
  • Quirine van Heeren (Belanda/Indonesia)
  • Dag Yngvesson, Ph.D (Amerika)
  • Amir Masoud Soheili (Iran)
  • Ian Wilson (Inggris/Australia)
  • Dr. Kristian Petersen (Amerika)
  • Sabir Pirzada (Pakistani-American)
  • Rish Shah (British-Indian)
  • Saagar Shaikh (Indian-American)
  • Kauthar Abdulalim (Australia)
  • Kang Rithdee (Thailand)
  • Briliante Mendoza (Filipina)
  • Jon Tawlson (Inggris)
  • Dr. Kataryzna Ancuta (Poland)
chevron-down linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram